TA'DHIM
وَ مَا أَنُْتمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْأَرْضِ وَ لَا فِى السَّمَٓاءِ. وَ مَا لَكُمْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَلِىٍّ وَ لَا نَصِيْرٍ
"Dan kamu sekali-kali tidak
dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di
langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung
dan penolong selain Allah"
dan penolong selain Allah"
Memang rahmat & adzab
Allah yg sesungguhnya akan dirasakan di hari akhir. Tp ada jg yg
dirasakan ketika hidup di dunia, seperti yg dijelaskan dlm QS Alankabut
ayat 22. Tidak ada yg bisa menghindar, menjauh atau menentang datangnya
adzab dari Allah, baik di langit maupun di bumi.
Adzab yg dikirim Allah ke
bumi dalam bentuk musibah, walau bagaimanapun adalah rahmat bagi orang
yg beriman. Ada rahmat dibalik adzab dunia berupa ta'dhim, yaitu
hadirnya rasa pengagungan kepada Allah didalam hati kita.
Debu adalah cara Allah untuk
mendatangkan kembali kekayaan hidup yg telah lama hilang dari kehidupan
kita. Kalau demikian, bila debu itu menghadirkan rasa ta'dhim, bukankah
itu rahmat bagi kita?
Orang yg tidak memiliki rasa ta'dhim biasanya:
a. Berani berlaku dosa & ma'shiyat.
b. Gampang mengeluh & kecewa, melihat segala sesuatu dari sisi negatif.
Ketika kita bertamu di siang yg panas terik, tuan rumah menyuguhkan air putih panas. Apa yg kita rasakan? Jikalau kita mengeluh, siapa sebenarnya yg kita hormati? Tuan rumah atau yg disuguhkan?
c. Hilangnya 'rasa' dalam beribadah & beramal shalih.
Ibadah & amal shalih adalah sarana kita bertemu Allah. Lantas kenapa kita mengeluhkan ketika shalat kelamaan karena Imam membaca surat yg panjang? Inilah pertanda hilangnya rasa ta'dhim.
d. Tidak ada bekas & pengaruh dari semua ibadah & amal shalih.
Ibarat kita makan sayur tanpa garam, hambar, tidak ada kenikmatan disana.
Tangan yg bersih tidak akan menjabat erat segala yg kotor. Setelah kita makan buah yg segar, tentu kita akan menolak buah yg busuk. Begitu pula ibadah & amal shalih akan menjadikan kita menjauhi, menolak perbuatan yg buruk.
a. Berani berlaku dosa & ma'shiyat.
b. Gampang mengeluh & kecewa, melihat segala sesuatu dari sisi negatif.
Ketika kita bertamu di siang yg panas terik, tuan rumah menyuguhkan air putih panas. Apa yg kita rasakan? Jikalau kita mengeluh, siapa sebenarnya yg kita hormati? Tuan rumah atau yg disuguhkan?
c. Hilangnya 'rasa' dalam beribadah & beramal shalih.
Ibadah & amal shalih adalah sarana kita bertemu Allah. Lantas kenapa kita mengeluhkan ketika shalat kelamaan karena Imam membaca surat yg panjang? Inilah pertanda hilangnya rasa ta'dhim.
d. Tidak ada bekas & pengaruh dari semua ibadah & amal shalih.
Ibarat kita makan sayur tanpa garam, hambar, tidak ada kenikmatan disana.
Tangan yg bersih tidak akan menjabat erat segala yg kotor. Setelah kita makan buah yg segar, tentu kita akan menolak buah yg busuk. Begitu pula ibadah & amal shalih akan menjadikan kita menjauhi, menolak perbuatan yg buruk.
Buah ta'dhim adalah rahmat dalam wujud:
1. Takut berlaku dosa
2. Syukur & sabar
3. Nikmat dalam ibadah & amal shalih
4. Pengaruh semua ibadah & amal shalih
1. Takut berlaku dosa
2. Syukur & sabar
3. Nikmat dalam ibadah & amal shalih
4. Pengaruh semua ibadah & amal shalih
Adzab akan menjadi rahmat
manakala tersibaknya tirai yg selama ini menghalangi kita dari
merasakan ta'dhim kepada Allah. Ta'dhim kepada Allah adalah rahmat Allah
yg Dia kepada siapa saja yg menyiapkan hatinya untuk bisa merasakannya.
Kajian bersama Ust Syatori Edisi Sabtu, 15 Feb 2014
@Masjid Nurul Islam
Komentar
Posting Komentar