[Menyelami Kedalaman Surat Alankabut] #2

   Brain, Artwork, Heart Vs Brain wallpapers

Setiap mukmin pasti akan diuji & akan ada hasilnya, apakah menjadi mukmin shadiq (yg mengisi hidupnya dg kebaikan) atau mukmin kadzib (yg mengisi hidupnya dg keburukan).

Iman akan menolak segala macam keburukan, ia seperti indera perasa (kulit). Apa yg terjadi ketika ada api? Kulit yg sensitif akan menolak api tersebut.

Mengapa bisa ada mukmin kadzib? Iman adalah nikmat yg tiada terkira, yg membuat semua iman terasa nilainya. Miskin yg beriman adalah miskin yg bernilai. Kaya yg tidak beriman adalah kaya yg tidak bernilai.

Percaya adalah segala yg mempengaruhi pikiran & perasaan. Oleh karena itu, org yg beriman menyerahkan pikiran & perasaannya hanya kepada & untuk Allah semata. Menyerahkan pikiran kepada Allah berarti berpikir baik tentang apapun. Menyerahkan perasaan kepada Alla berarti senang & susah semata2 karena Allah. Tidak buru2 senang ketika mendapatkan sesuatu. Misalnya ketika mendapat uang, tidak buru2 senang karena dapat belanja ini itu. Org beriman akan senang ketika uang tsb dapat dimanfaatkan untuk dishadaqahkan, digunakan untuk menyantuni anak yatim, untuk digunakan kebaikan di jalan Allah.

Kenapa iman berkaitan dg pikiran & perasaan? Karena hidup manusia berjalan diatas pikiran & perasaan. Kuat lemahnya pikiran & perasaan akan mempengaruhi berjalannyaa hidup kita. Karena itu Allah sudah mengatur agar kita memiliki pikiran & perasaan yg benar. Dg apa? Iman.

Org yg imannya bermasalah, maka pikiran & perasaanya akan bermasalah juga. Ibarat kereta api, normalnya berjalan diatas rel. Maka pikiran & perasaan manusia adalah REL KEHIDUPAN. Apa jadinya kalau ada rel yg bengkok? Tentu akan membahayakan kereta api. Agar hidup manusia berjalan dg baik & sampai tujuan, maka pikiran & perasaan manusia harus seiring & sejalan, seirama.

Ada pembagian tugas yg jelas antara pikiran & perasaan. Pikiran adalah "reader" yg menentukan & memutuskan arah yg harus dituju. Sedang perasaan adalah tenaga yg mendorong kita berjalan ke arah yg sudah diputuskan pikiran.

Hidup memiliki ujung, dimana telah Allah sediakan 2 pilihan: surga atau neraka. Kalau masih malas melakukan kebaikan, berarti tidak ada perasaan tertarik ke surga.

Dalam kehidupan ini, seringkali kita memaksa perasaan berkelahi melawan pikiran kita sendiri. Kita menjadikan keduanya bertarung di ring tinju lantas menjadikannya sakit. Org yg sering sakit biasanya pikiran & perasaanya sering tidak akur. Tidak jarang perasaan mengalahkan pikiran. Misalnya pikiran ingin memaafkan tapi perasaan merasa enggan, gengsi. Pikiran ingin segera shalat, tapi perasaan malas. Lain waktu pikiran jg mengalahkan perasaan. Misalnya perasaan gelisah karena belum shalat tapi acara TV masih bagus, nanggung. Perasaan resah dg rizki yg haram, tapi SPP anak2 belum dibayar. Perasaan yakin dg janji Allah, tapi kenapa doa belum jg diijabah.

Hidup manusia ibarat mengendarai mobil. Pada saat kita belajar mengendarai mobil tsb, pikiran mendominasi. Setelah kopling diinjak, gigi dinaikkan ke 1, dst. Setelah melesat, giliran perasaan yg mendominasi.

Itulah skema perjalanan hidup. Maka langkah awal yg harus dilakukan adalah menguatkan pikiran dg ilmu, yg membuat kita bisa membedakan mna yg baik & buruk. Selanjutnya kita akan menemukan positifnya kejadian2 yg kita alami. Org yg sering berpikir negatif cenderung cepat pikun. Setelah itu, melatih perasaan untuk tunduk dulu pada pikiran, sembari mengasah perasaan dg mujahadah. Mujahadah adalah melakukan segala sesuatu yg paling tidak disukai hawa nafsu. Hasilnya? Perasaan kita menjadi tajam. Saat itulah perasaan yg akan membuat hidup kita berjalan tiada henti menuju akhirat. Rasulullah bersabda:

 إِسْتَفْتِ قَلْبَكَ


"Minta fatwalah kepada hatimu (perasaanmu)"

Hadits diatas berlaku untuk orang yg hatinya, perasaannya sudah terasah sehingga enggan untuk berbuat dosa. Dosa dapat dimengerti sbg hal yg membuat hati kita berdebar2.
Mari menjadikan pikiran & perasaan kita bersahabat, bersinergi & saling tolong menolong :)



Kajian bersama Ust Syatori Edisi Sabtu, 8 Feb 2014 @Masjid Nurul Islam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Hikmah Dibalik Pertempuran Tebing Merah

Mbel

Kurikulum Sekolah Kajian Strategis