Adalah Kasih: Perjalanan 57 Hari di Supiori
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (QS. Ar Rūm:
22)
Bertutur
menyebut nama-Mu, berdua-puluh-lima kami bulatkan tekad, kami harus hadir di
tanah Papua!
Bentangan
laut, gunung, dan belantara hijau kami susuri. Bermula dari Yogyakarta menuju
Surabaya melewati jalur darat, kemudian terbang menuju Biak via Makassar dan disambung
kembali menembus jalur darat menuju tanah pengabdian, Distrik Supiori Timur.
Bergerak
cepat waktu kemudian. Saban hari kami bercengkerama bersama wajah-wajah lugu
berterus terang, hingga kami hanyut dalam kehidupan masyarakat tiga kampung
ini: Sorendiweri, Sauyas dan Wafor. Disini, kami memaknai dan menghikmahi perbedaan
dalam bingkai cinta kasih…
***
Adalah
kasih ketika kau pertama kali masuk kelas, mereka tersenyum malu-malu,
bisik-bisik dan curi-curi pandang memperhatikanmu. Setiap harinya saat dirimu
baru saja tiba di sekolah, murid-muridmu berseru, "Kakak datang! Kakak
datang!”, ditambah senyum lebar, mata berbinar, sembari menghambur keluar
kelas. Saat kau menyambangi mereka, tangan-tangan kecil yang lemah tapi digdaya
itu berebut menarik-narikmu kemudian bertanya, "Kakak, kakak mengajar sa pu kelas to?"
Adalah
kasih saat dirimu selesai berperan menjadi koki di sesi kelas inspirasi,
tiba-tiba Jein bertanya dan diikuti teman-temannya yang lain dengan pertanyaan
yang sama, "Kakak, sebentar tong
boleh belajar memasak di kakak pu
rumah kah?" Ketika dirimu mengangguk dan tersenyum, mereka pun berteriak,
"Yes, yes, yes!"
Adalah
kasih ketika hari Jum’at tanggal 22 Agustus 2014 kau bersedih karena hari ini
kakak kandungmu akan melangsungkan pernikahannya namun kau tidak bisa
menghadirinya. Kesedihanmu hilang ketika surat-surat dari muridmu berdatangan:
dari jein untuk kak iim. saya senang sekali
kak iim sudah mengajar kita selama ini. kak iim sudah mengajar di kls 4. saya
suka kak iim paling cantik sekali.
untuk kakak iim. Semoga baik-baik saja
berangkatnya ya kakak iim. Kakak iim baik dan cantik. Terimakasih kak iim
karena sudah membuat kita semangat dalam belajar. Semoga baik baik saja di
Jokja ya kakak iim. Tugas kaka kerjakan yang sukses ya. Penulis surat: Nelce.
Surat untuk kak Iim. Kalo kak Iim kalo sudah
menikah balik kembali ke Papua bawa kak Iim punya anak dan suami.
untuk kaka iim. Kaka iim jantik baik. Pake
kerudung baru senang mengajar kelas 5. Kaka tidak kasar sama saya jadi saya
senang kaka iim.
Adalah
kasih setiap kali memberi salam sebelum pelajaran berakhir, murid-muridmu
dengan lantang dan tanpa paksaan berseru, “Selamat siang kakak ganteng dan
kakak cantik!”. Kemudian satu per satu mereka mencium tanganmu dan berkata,
“Besok kakak mengajar sa pu kelas
lagi to?”
Adalah
kasih ketika dirimu meminta mama-mama
membawa pisang secukupnya untuk membuat keripik, mama-mama ternyata membawakanmu satu gerobak penuh pisang. Saat kau
diajak pergi berladang, mama Lili
mengambilkanmu nanas, kakao, pinang untuk kau bawa pulang ke pondokan. Lantas,
coba tengoklah pekarangan rumah mama
Lili sekarang. Ada delapan pot dari sabut kelapa-persis seperi pot dari sabut
kelapa yang kau ajarkan cara membuatnya tempo hari-yang ditanami cabai dan bayam
disana. Mama Lili mempraktikkan
dengan sangat baik apa yang kau ajarkan! Di hari sebelum kepulanganmu, mama Lili memberimu noken dari biji jali-jali
dan piring sebagai cindera mata sebagai monumen kenanganmu dengannya.
Adalah
kasih ketika pace-pace, mama-mama beserta
anak-anaknya berebut dan begitu menikmati keripik kasbi yang kau buat bersama mama-mama.
Sepekan kemudian, seorang mama
menghampirimu, memberimu dua kantong plastik keripik keladi. “Kemarin mama bikin keripik macam dong pegang ini. Mama su jual itu keripik
di warung di darat sana. Mama kasih
harga lima ribu sudah”, ujarnya tersenyum bangga.
Adalah
kasih setiap kali kau berjalan pergi atau pulang ke pasar, di seberang jalan
sana dan sini tiada bosan anak-anak itu dengan semangat memanggil-manggilmu,
"Kakak! Kakak!" dan mereka tidak akan berhenti memanggil hingga
dirimu melambaikan tangan, membalas sapaan hangat mereka.
Adalah
kasih untuk pertama kalinya kau merayakan hari raya tanpa keluarga terdekatmu,
tanpa hingar bingar suara takbiran yang menggema dimana-dimana. Karena
kehadiranmu, untuk pertama kalinya pula diadakan shalat Idul Fitri di gospel island ini, sehingga dirimu tetap
bisa menghadirkan suasana hari raya, menikmati ketupat dan opor ayam yang
menggugah selera.
Adalah
kasih ketika Kris dan teman-temannya marah dan cemburu karena kau mengajak
bermain anak-anak kampung sebelah. Suatu hari saat mega merah membungkus langit
Sorendiweri selepas kegiatan di Rumah Pintar, sepanjang perjalanan pulang ke
rumah, Kris mendekap lenganmu seolah tidak mau lepas dan terus berkata,
"Kakak, kakak jangan pulang. Kakak kasih ajar tong di sekolah sudah" Dalam hati kau bergumam, kakak juga maunya begitu Kris...
Kemudian dirimu menjadi sok tegar dan
berusaha menjawab, "Tidak bisa Kris, kakak harus pulang. Kakak belum
selesai kuliah to. Ko belajar sudah yang rajin, nanti ko sekolah di Jawa sama-sama kakak
ya". Kris masih terus berkata, melarangmu pulang. Belakangan kau tahu
bahwa Kris adalah anak keempat dari lima bersaudara, semuanya laki-laki. Kris
tidak punya saudara perempuan dan ayahnya jarang sekali pulang karena mencari
nafkah di Manokwari.
Adalah
kasih ketika pukul 01.00 dini hari mama-mama
sudah sibuk memasak untuk acara perpisahanmu. Ikan cakalang beserta sausnya,
papeda beserta ikan kuah kuning, tumis kangkung beserta bunga pepaya, baraben kasbi, petatas dan keladi, itulah menu makanan yang di
kemudian hari kau begitu merindukannya.
Adalah
kasih ketika kau tersedak tangismu sendiri saat membaca puisi perpisahan untuk
warga Supiori. Ketika kau kembali ke pondokan untuk shalat maghrib, tiba-tiba
Jil, salah seorang murid kelas 5 mendekapmu erat sekali, menangis tersedu tanpa
berucap apa-apa. Sontak kau teringat bahwa malam di hari kau meninggalkan
Supiori, Jil akan merayakan ulang tahun. Beberapa hari sebelum kau pulang Jil
mengundangmu untuk hadir dalam acara ulang tahunnya. Oh Jil, dialah
satu-satunya muridmu yang pernah menyapamu “Assalamu’alaikum” tanpa malu-malu.
Adalah
kasih ketika dirimu sebagai orang baru begitu diterima dan diutamakan. Saat hari
perpisahan tiba, kepala sekolah, guru-guru, bapak pendeta, perangkat desa, mama-mama, dan murid-murid menyanyikan
lagu ini untukmu:
Kini tiba saat kita ‘kan berpisah
Berat hati ini lepaskan dirimu
Air mata tumpah mengenang budimu
Gunung dan tanjung terpele, wajahmu terpele
Terbayang senyum manismu hancur hati ini
Sapu tangan biru kini basah sudah
Berpisah lewat pandangan, bertemu dalam doa…
***
Perjalanan
ke timur melewati tiga pulau dan tiga zona waktu telah mengajarkan kami akan
narasi keindonesiaan. Amber-komin,
hitam-putih, keriting-lurus, kita masih beratap langit yang sama, beralas bumi
yang sama. Kau dan aku bukanlah matahari dan bulan yang hadirnya saling
meniadakan.
Bersamamu
aku belajar tentang kesederhanaan, tentang cinta, tentang kasih sayang, tentang
pengorbanan, tetang kesabaran, tentang ketulusan. Bukan aku yang mengajarkan,
justru aku yang banyak belajar dari kalian.
Allah,
terimakasih. Alam raya memuji-Mu..
Tiada kalimat yang tak indah jika menuliskan kisah pengabdiannya. Supiori telah menitipikan romantikanya kak, tawa, tangis, canda yang slalu membuat kerinduan menyelimuti hati kita...adalah kasih Allah mempertemukan kita di KKN Supiori ini kak Iim:) adalah kasih Allah kasih kesempatan mencicipi sepenggal kisah hidup kita di tanah Papua
BalasHapusIya Irma.. meski 7 minggu sangatlah kurang untuk dikatakan sebagai 'pengabdian', tapi 7 minggu yang ga akan terlupakan & akan selalu terkenang :)
Hapushmm
BalasHapussalam kenal Mbak
I Love Papua
saya besar di papua
mbak ini email ku ediekon@gmail.com