Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Akan Kuperjuangkan Di Medan Lain

Jumat pagi, saat galau-galau skripsi melanda hati... "Selalu ada jalan untuk segala sesuatu yang ingin kita capai. Kau lebih tahu bagaimana baiknya. Kalau menurutmu itu adalah pilihan, semoga tidak membawa sesal di kemudian hari. Semoga nilai-nilai intelektualitas, jiwa aktivisme, etos kejuangan yang kau miliki tidak memberontak di kemudian hari. Bilamana ini terjadi, tentu akan menghabiskan biaya batin yang mahal. Kenapa kita tidak menempuh jalan yang tidak biasa, usaha yang tidak biasa, untuk hasil yang luar biasa. Sekali kau gadaikan idealisme itu kawanku, takkan kau mampu menebusnya kembali, seumur hidupmu. Rasa penyeselan akan mengubah pagi yg cerah menjadi pagi gelisah, mengubah langit yg biru menjadi kelabu" Nasehat dari seorang teman tentang baga imana memilih pilihan dan mempertahankan idealisme yang saya yakini. Saya meyakini saya butuh lompatan untuk sampai pada tahap menjadi S.TP setelah satu tahun kemarin saya memang mau tak mau mengalami banyak

TA'DHIM

وَ مَا أَنُْتمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْأَرْضِ وَ لَا فِى السَّمَٓاءِ. وَ مَا لَكُمْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَلِىٍّ وَ لَا نَصِيْرٍ "Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah" Memang rahmat & adzab Allah yg sesungguhnya akan dirasakan di hari akhir. Tp ada jg yg dirasakan ketika hidup di dunia, seperti yg dijelaskan dlm QS Alankabut ayat 22. Tidak ada yg bisa menghindar, menjauh atau menentang datangnya adzab dari Allah, baik di langit maupun di bumi.  Adzab yg dikirim Allah ke bumi dalam bentuk musibah, walau bagaimanapun adalah rahmat bagi orang yg beriman. Ada rahmat dibalik adzab dunia berupa ta'dhim, yaitu hadirnya rasa pengagungan kepada Allah didalam hati kita.  Debu adalah cara Allah untuk mendatangkan kembali kekayaan hidup yg telah lama hilang dari kehidupan kita. Kalau demikian, bila de

[Menyelami Kedalaman Surat Alankabut] #2

Gambar
  Setiap mukmin pasti akan diuji & akan ada hasilnya, apakah menjadi mukmin shadiq (yg mengisi hidupnya dg kebaikan) atau mukmin kadzib (yg mengisi hidupnya dg keburukan). Iman akan menolak segala macam keburukan, ia seperti indera perasa (kulit). Apa yg terjadi ketika ada api? Kulit yg sensitif akan menolak api tersebut. Mengapa bisa ada mukmin kadzib? Iman adalah nikmat yg tiada terkira, yg membuat semua iman terasa nilainya. Miskin yg beriman adalah miskin yg bernilai. Kaya yg tidak beriman adalah kaya yg tidak bernilai. Percaya adalah segala yg mempengaruhi pikiran & perasaan. Oleh karena itu, org yg beriman menyerahkan pikiran & perasaannya hanya kepada & untuk Allah semata. Menyerahkan pikiran kepada Allah berarti berpikir baik tentang apapun. Menyerahkan perasaan kepada Alla berarti senang & susah semata2 karena Allah. Tidak buru2 senang ketika mendapatkan sesuatu. Misalnya ketika mendapat uang, tidak buru2 senang karena dapat belanja

Menyelami Kedalaman Surat Al-ankabut

Mengapa ada orang yg mengaku beriman bisa berlaku buruk? Karena segala keburukan terjadi karena manusia memaksakannya. Bukankah manusia punya pikiran. Apa bedanya pikiran manusia dg pikiran binatang (insting)? Beda kita dg binatang adalah pikiran binatang digunàkan untuk memenuhi nafsunya.  Bukankah Allah memberikan pikiran agar kita mampu membedakan mana yg bermanfaat & mana yg tidak. Misalnya saat kita dihina orang, mana pilihan yg paling baik? Lapang atau tersinggung? Lapang adalah pilihan yg lebih baik. Tapi kenapa seringkali kita memilih untuk tersinggung? Jadi ketika ada org yg harus berbuat kebaikan, kenapa harus dipaksa? Beli jeruk rasanya kecut. Lega atau kecewa? Mengapa manusia yg bisa memaksa dirinya berlaku buruk? Karena dia sudah MATI RASA, sudah tidak punya perasaan. Lebih baik tidak pinya pikiran daripada tidak punya perasaan.  Ada kisah seorang pekerja serabutan. Suatu hari beliau diminta untuk membersihkan lahan parkir pengajian yg ru

[Mengenang Masyumi]

Gambar
 Suatu kali, seorang teman mengirim pesan ini:     Masyumi umurnya hanya 15 tahun, tapi rasanya baru kemarin sore dia meninggalkan kita dan sekarang kita merindukannya kembali. Tokoh2nya yg hebat, yg sudah selesai dg dirinya sendiri, yg tidak ingin dilayani dan dihormati,karena mereka sadar memimpin itu menderita. Masyumi memberikan pendidikan politik, bernegara,berbangsa dan bernegara yg baik. Lihat,ketika partai ini dibubarkan, Masyumi mencari keadilan lewat pengadilan walau hasilnya sejak awal bisa ditebak. Bisa saja masyumi sbg partai besar mengerahkan kadernya turun kejalan,tumpah ruah mencari kebijaksanaan. Tapi itu tidak dilakukan, karena bisa menciptakan kegaduhan dan kesemerawutan negara yg lebih parah. Bukankah itu pendidikan politik yg bagus, santun dan beradab. Sebuah kebijaksanaan yg tidak mungkin berasal dari jiwa preman politik. Masyumi tidak mengkooptasi, tapi memberikan gagasan baru, tidak ada yg merasa asetnya d jarah Masyumi.  Tapi Masyum