Press Release Gerakan Agro Berdaulat: Menyoal Ironi Negeri Agraris

17.000 pulau dengan luas 193 juta ha yang berjajar dengan tanah yang subur, hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati serta 500 juta ha laut yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke merupakan anugerah tiada tara bagi Indonesia yang patut untuk disyukuri bersama. Dengan potensi sumber daya alam dan hayati yang sedemikian rupa, pantas kiranya negeri ini menyematkan dirinya menjadi negeri agraris. Namun, ketika kembali menengok realita kondisi pertanian kita saat ini, masih pantaskah semat negeri agraris tersebut?

Secara garis besar, sektor pertanian kita masih rapuh dan jauh tertinggal dengan negara lain. Kekuatan global yang menganut mazhab mekanisme pasar menjadikan Indonesia terseok-seok mengais gelontoran pangan murah dari tetangga seberang, untuk sekedar memenuhi kebutuhan perut sendiri. Alih-alih mengekspor berbagai produk pertanian yang ada, pasar dalam negeri justru dibanjiri produk impor murahan. Alih fungsi lahan pertanian saat ini terjadi akibat politik pembangunan yang tidak terintegrasi dan tidak jelas arahnya, sehingga kebijakan pembangunannya cenderung pragmatis. Mayoritas petani kita pun tidak tampak perbaikan nasibnya. Citra petani dan pertanian seolah-olah menjadi simbol keterbelakangan. Lahan usaha tani semakin sempit, posisi semakin terjepit. Terjajah sudah di kampung sendiri!

Agenda besar menuju Indonesia yang berdaulat seutuhnya membutuhkan pengawalan dari intelektual dan akademisi, salah satunya mahasiswa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki tanggungjawab moral yang besar untuk membangun bangsa ini. Universitas Gadjah Mada, mengemban amanah besar dengan menyandang kampus kerakyatan. Maka, mahasiwa UGM sejatinya juga harus menjadi intelektual kerakyatan, dimana ilmu dan keyakinannya memiliki keberpihakan terhadap rakyat. Mahasiswa merupakan generasi penerus estafet dalam upaya pembangunan pertanian yang berkeadilan, berdaulat dan bermartabat.

Berangkat dari kondisi yang meresahkan, dibutuhkan gebrakan dan gerakan yang holistik guna menjadikan negeri ini berdaulat seutuhnya, menjadi raja kembali dengan semat mahkota negeri agrarisnya. Maka, Gerakan Agro Berdaulat lahir sebagai salah satu wadah untuk menyuarakan dan mengusahakan kedaulatan pertanian dalam arti luas. Agro berdaulat, Indonesia sejahtera!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Hikmah Dibalik Pertempuran Tebing Merah

Mbel

Kurikulum Sekolah Kajian Strategis