Karena kekayaan harta pribadi yang melimpah, seseorang makin teralienasi dari sesamanya. Saling sikut dengan manusia lainnya. Tiap orang merasa diharuskan untuk berlomba, sirna hasrat untuk bekerjasama. Serakah & rakus kian merajalela. Apa yang sejatinya dicari dari dunia yang fana?


Mawlana Rumi menulis dalam bait-bait puisinya demikian:


Anakku, patahkan belenggu yang mengikatmu dan bebaskan dirimu!
Berapa lama kau akan terikat pada perak dan emas?
Apabila air laut kau tuang kedalam kendi, berapa teguk yang dapat ditampung?
Paling-paling hanya cukup untuk minuman sehari.
Kendi itu, mata yang tak pernah kenyang itu, tak akan pernah penuh;
Ingatlah, kerang tidak akan berisi mutiara sebelum dirinya penuh...


Modernitas menuntut agar setiap individu memiliki lebih ketimbang yang lain. Ketika setiap orang menginginkan status kepemilika barang, maka orang lain harus rela kalah. Rasanya setiap kepemilikan harta didapat dengan menjegal yang lain. Kepemilikan berlebih melahirkan keterasingan diantara manusia satu dengan yang lainnya.

Komentar

  1. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Tulisan yang bagus. :)
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Esemka: Sebuah Jawaban Kerinduan

Adalah Kasih: Perjalanan 57 Hari di Supiori

Kelana di Pulau Bunga #2: Menikmati Pesona Kampung Tololela