Beraqidah Lurus Tanpa Mudah Terprovokasi

Poster Kajian Angkringan 31 Oktober 2015
(Lagi-lagi bikinnya dadakan >_< #procrastinator)


๐Ÿ‘‰ Kaidah ajaran dalam islam dibagi menjadi 3 hal besar, yaitu Aqidah, Fiqih, dan Akhlak.
1⃣ Aqidah. Prinsip-prinsip berikut cabang-cabangnya (furu’) bersifat statis atau tidak berubah. Dari zaman rosulullah sampai kiamat akan tetap sama. Bahasan aqidah berbeda dengan kajian fiqih dan kajian akhlak.
Contoh: prinsip aqidah mulai dari rukun Islam, rukun Iman, detail dari rukun islam dan rukun imannya, termasuk sifat-sifat malaikat yang kita imani bersifat statis, tidak pernah berubah dari dulu sampai kiamat.
Dalam perkara aqidah, ketika berbeda maka langsung dapat kita artikan salah, sesat, menyimpang, atau keluar dari ajaran yang lurus. Pilihannya ada 2 kemungkinan, yang benar adalah sahabat dan kita yang salah atau sahabat yang salah dan kita yang benar. Tidak ada opsi ketiga yaitu kedua-duanya benar.
✅ Ketua MIUMI pusat, Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, mengatakan bahwa konsep Islam Nusantara yang berangkat dari salah satu ajaran filsafat yaitu konsep relativisme itu memiliki kesalahan metodologi. Dimana semua hal itu relatif, kebenaran sifatnya relatif padahal kebenaran dalam islam adalah mutlak dimanapun.
✅ Kearifan lokal  tidak menjadi hal yang dipermasalahkan oleh para ulama.
Contoh: Penyajian snack dalam pengajian hanya di Indonesia. Hal ini tidak dipermasalahkan krn bukan bahasan aqidah dan tidak bertentangan dengan syariat.
✅ Dalam perkara aqidah tidak ada yang sifatnya abu-abu karena aqidah itu bahasanya sangat tegas . Jika muslim berarti tidak kafir, jika mu’min berarti tidak musyrik. Tidak ada agak muslim, setengah kafir dsb. Sementara dalam bahasan akhlak ada istilah sabar, agak sabar, dan sangat sabar.
Kaitan dengan rukun islam, masing-masing rukun tersebut ada pembatal-pembatalnya. Perbedaannya, jika sholat itu batal cara penyelesaiannya mudah. Misalnya buang angin ketika sholat maka solusinya dengan keluar sholat lalu wudhu’ dan sholat kembali, tidak berpengaruh terhadap sholat (ibadah lainnya). Tapi kalau syahadat yang batal (keislamannya batal) maka berpengaruh pada ibadah lainnya, tidak diterima puasa, sholat, dan ibadah lainnya.

2⃣ Fiqih. Prinsip-prinsipnya tetap atau baku, namun cabang-cabangnya (furu’) bisa berkembang.
Contoh: Hukum sholat dalam pesawat. Dulu tidak ada namun sekarang menjadi pembicaraan.
✅ Masalah baru yang muncul dalam masalah baru muncul dengan meminta  pendapat para ulama atau ijma’. Sementara dalam aqidah tidak, karena sifatnya tetap.
Contoh: Hukum orang yang berhaji tidak menggunakan visa (melanggar aturan pemerintah). Lantas apakah hajinya bisa dikatakan sah? Hal ini kemudian dibicarakan dan dibahas oleh ulama. Hal-hal seperti ini dikenal sebagai bahasan fiqih kontemporer. 
✅ Ciri fiqih prinsipnya tetap dan masalah2nya berkembang kemudian prinsip itulah yang kemudian bisa menjadi dasar apakah masalah tersebut dibolehkan atau tidak.

3⃣ Akhlaq. Hampir serupa dg kaidah fiqih yaiu prinsip-prinsipnya tetap atau baku dan cabang-cabangnya (furuq) bisa berkembang. Namun prinsip-prinsipnya lebih sedikit dan tidak mendatail seperti fiqih (bersifat umum).
Contoh: prinsipnya berbakti kepada orang tua tetapi bentuk cara berbakti kepada orang tua beragam. prinsipnya menghormati tamu, bagaimana cara dan bentuknya tidak detail.


Kembali tentang aqidah ....

✅ Perkara aqidah ketika diturunkan pertama kali kepada Rosulullah menjadi landasan beramal yang diajarkan nabi tetapi harus bermusuhan dengan orang musyrik.
✅ Seorang pendakwah yang menyampaikan tentang perkara tauhid memiliki konsekuensi dan resiko tinggi. Bahkan akan dianggap radikal, normatif, ekstrim, dsb.
Rosulullah ketika mengajak para pembesar quraisy untuk bertauhid kepada Allah maka pada saat itu pula Rosulullah dimusuhi. Dan orang pertama yang memusuhi beliau adalah Abu Lahab. (QS. Al-Lahab)
✅ Dalam Bahasan aqidah ada beberapa bahasan yang orang  itu membahas aqidah dari bahasan-bahasan tersebut. Ada yang membahas aqidah dari rukun iman mulai dari rukun-rukun imannya sendiri, cabang-cabang iman, dan pembatal keimanan, hal-hal yang menambah dan mengurangi keimanan. Oleh karena itu beberapa buku tentang aqidah tetapi yang dibahas tentang iman.
✅ Ada yang membahasnya dimulai dengan pengantar apa itu aqidah, ruang lingkup bahasan aqidah, dan prinsip-prinsip dalam aqidah. Misalkan prinsip dalam menetapkan perkara aqidah sumbernya hanya Al-Quran, As-Sunnah dan boleh ditambahkan dg ijma’ ulama. Jika perkara tentang aqidah tidak bisa menunjukkan sumbernya maka tidak diterima.
✅ Setelah dijelaskan fondasi-fondasi aqidah, maka pembahasan selanjutnya adalah kebalikannya yaitu hal-hal yang dapat membatalkan aqidah.
contoh: 
- seseorang yang tidak mengimani seorang sahabat saja  (apalagi tidak mengimani kpd banyak sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, dan Hafsoh)=> Syiah, maka aqidahnya batal.
- Orang yang mengimani Al-Quran sudah tidak asli atau ayatnya kurang maka keluar dari islam.

Bahasan-bahasan prinsip dalam aqidah:
๐Ÿ”‘ Bersumbernya hanya pada Al-Quran, Al-Hadist dan boleh ditambahkan ijma’ ulama.
๐Ÿ”‘ Cara memahami Al quran dan Al hadist harus merujuk pada pemahaman yang pernah ada di zaman generasi terbaik yaitu Rosulullah, para sahabat, dan tabi’in. Karena merekalah generasi yang paling memahami situasi ketika Al quran diturunkan dan menyaksikan kejadian saat itu.
๐Ÿ”‘ Semua yang berkaitan dengan aqidah bersifat taufiqiyah yaitu tidak boleh mengimani sebelum menemukan atau mendapatkan dasarnya.


๐Ÿ’ฌ Pertanyaan :
Hal-hal yang membatalkan syahadat? ..
Jawaban :
Menyekutukan Allah, meyakini selain Allah dan percaya kalau yang menciptakan alam semesta adalah selain Allah.
Tawasul, yaitu beribadah kepada Allah dengan perantara (tidak disyariatkan).
Contoh: meminta kpd Allah perantara melalui kuburan, orang pinter atau orang dianggap shalih yg sudah meninggal.
Tidak mengkafirkan seseorang yang sudah jelas-jelas kafir atau musyrik.
Tidak sembarangan menyatakan bahwa muslim sebagai kafir (berhati-hati dalam mengkafirkan orang muslim).
Contoh: Fir’aun itu kafir.
⛔ Meyakini bahwa islam bukan sebagai ajaran yang tidak sempurna, tidak bisa dijadikan pedoman hidup dan tidak bisa dijadikan sebagai solusi dalam kehidupan.
⛔ Membenci syariat.
Bermalas-malasan tidak termasuk membenci syariat.
contoh: benci sholat meskipun dia sholat, benci puasa meskipun berpuasa, dll.
Menghina Islam, menghina Allah, menghina rosul, menghina Al Quran, menghina hadist Rosul walaupun dengan candaan. Maka berhati-hatilah dalam bercanda.
Sihir, dengan membenarkan dan mempraktekkan apa yang dikatakan peramal.
Membantu orang kafir untuk menyerang kaum muslimin, membantu penjajahan terhadap kaum muslimin.
Contoh: Suriah

๐Ÿ’ฌPertanyaan :
Bagaimana cara belajar ilmu aqidah yang lurus dengan seorang ustadz/ustadzah?
Jawaban :
☑ Belajar kepada  ustadz/ustadzah dengan pemahaman agamanya yang lurus dan benar.
Contoh: tidak belajar pada seorang dengan pemikiran orientalis dan liberalis.
Belajar kepada  ustadz/ustadzah yang bisa dipercaya perilaku-perilakunya. Sesuaikah dengan yang sebenarnya.
Contoh: menyampaikan pentingnya sholat tapi tidak sholat di masjid.
Apabila tidak ada 2 tersebut dengannya maka tetaplah belajar dengannya.b

“Jangan pernah lelah untuk mencari kebenaran, jangan pernah lelah untuk belajar aqidah, karena JannahNya sedang menunggumu"

Referensi:
ุงู„ูˆุฌูŠุฒ ูู‰ ุนู‚ูŠุฏุฉ ุงู„ุณู„ู ุงู„ุตุงู„ุญ
Intisari Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (versi terjemahan)
———————————————————————
✏ Putri Masyitah Ulfa
๐Ÿ‘ฅ Divisi Keilmuan FPM Nuris
FB: Forum Pemuda Masjid NURUL ISLAM
———————————————————————
๐Ÿ€ silahkan dishare

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Hikmah Dibalik Pertempuran Tebing Merah

Mbel

Kurikulum Sekolah Kajian Strategis