Adab dan Tata Cara Dzikir

Kajian Pekanan Qurrota A'yun
Bersama Ust Sholihun


“Maukah kalian aku ceritakan tentang amal perbuatan yang paling baik buat kalian, paling suci di sisi kalian, dan paling banyak mengangkat derajat kalian, dan lebih baik bagi kalian daripada meng-infakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada perang menghadapi musuh kalian, lalu kalian memukul leher mereka dan mereka memukul leher kalian. Mereka menjawab: Tentu saja kami mau. Nabi Saw bersabda: berdzikir kepada Allah SWT” (HR. Tirmidzi)

Dzikir tidak sama dengan shalat, tetapi dzikir setara dengan shalat. Dzikir lebih utama dari infaq karena terkadang dalam infaq atau shadaqah terdapat riya’ yang dapat mengotori amal. 

Dzikir adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah). Orang yang disibukkan dengan dzikir, hatinya akan dekat dengan Allah. Itulah kenapa kita diperintahkan oleh Allah untuk banyak berdzikir. Satu sisi kita akan diampuni oleh Allah, di sisi lain hati kita sibuk dengan dzikrullah, tidak sibuk dengan yang lain. Al Mufarriduun adalah sebutan untuk laki-laki dan perempuan yang hatinya sibuk dengan dzikir. 

“Barang siapa yang bertasbih 100 kali, satu dosa akan diampuni oleh Allah dan satu tingkat derajat imannya dinaikkan”
Dzikir yang paling dicintai adalah:
سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللّٰهِ الْعَظِيْمِ

Begitu utamanya dzikir, sampai dzikir lebih utama dari dakwah. Oleh karenanya, sebelum berdakwah hendaknya dzikir terlebih dahulu. Pun sebelum syuro, alangkah baiknya diawali dengan dzikir agar syuro yang dilakukan efisien, tidak buang-buang waktu serta menghasilkan hal-hal yang manfaat karena sudah didahului interaksi dengan Allah (إِتِّصَال بِاللّه).

Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah ibarat orang hidup dan orang mati. Dzikir adalah upaya untuk menghidupkan hati (إِحْيَاءُ الْقَلْبِ).

Waktu yang paling utama untuk berdzikir kepada Allah adalah pagi (sebelum matahari terbit) dan petang (sebelum matahari terbenam). Selain itu, boleh ditambah saat tengah malam dan siang hari. Seperti yang Allah katakana dalam QS Thaha: 30,
“Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu-waktu di malam hari dan di ujung siang hari, agar engkau merasa senang”

Kenapa diperintahkan dzikir sebelum matahari terbit?
1. Untuk mengingatkan bahwa ketika sudah memasuki aktivitas duniawi, akan banyak sekali godaannya. Karena itu sebelum beraktivitas, awali dengan berdzikir
2. Saat matahari terbit adalah waktu muculnya dua tanduk syaitan. 
“Janganlah kalian melaksanakan shalat saat matahari terbit dan saat tenggelam karena waktu tersebut adalah waktu munculnya dua tanduk setan” (HR. Muslim no. 828)
Orang-orang Majusi beribadah saat matahari terbit.

Suatu tempat yang tidak pernah digunakan untuk membaca dzikir atau shalawat maka tempat tersebut akan berbau busuk. Begitu pula ketika sudah mengawali suatu forum denganbaik, dengan tilawah misalnya, hendaknya tilawahlah dengan sebaik-baiknya, sekhusyu’-khusyu’nya, jangan hanya dijadikan formalitas belaka.

Kalimat dzikir yang diprioritaskan oleh Rasulullah adalah tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. 
سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ
Didalam Alquran, banyak sekali tasbih-tasbih yang diungkapkan oleh Allah SWT. Artinya, makhluk-mahklukbertasbih kepada-Nya. Bahkan burung yang sedang terbangpun bertasbih kepada Allah.

Diriwayatkan dari Abi Dzar. Rasulullah pernah ditanya, “Perkataan apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yang dipilih oleh Allah bagi para malaikat dan hamba-hamba-Nya, yaitu subhanallah wabihamdihi (Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya).” (HR Muslim)

Bagaimana dengan majelis dzikir atau dzikir berjamaah?
Orang yang berdzikir berjamaah akan dinaungi oleh sayap malaikat dan dipenuhi hajatnya oleh Allah. Namun dzikir berjamaah bukanlah suatu keharusan. Boleh saja melakukan dzikir berjamaah atau tarekat dzikir asalkan masih mengikuti sunnah Rasul.

Bolehkah menggunakan ‘tasbih’?
Boleh saja menggunakan ‘tasbih’, asalkan tidak menganggap ‘tasbih’ tersebut sebagai sesuatu yang hebat. Karena ‘tasbih’ hanya sekedar alat untuk menghitung. 

Adab Dzikir paling tidak dapat dilihat dari dua sisi:
a. Sisi Lahiriyah
Saat berdzikir kepada Allah, alangkah lebih baiknya kalau badan dalam keadaan suci, aurat tertutup, seakan sedang berada di hadapan raja. Dzikir dianjurkan di tempat yang sepi agar konsentrasi terjaga.
b. Sisi Bathiniyah
Saat berdzikir kepada Allah, hendaknya menghadirkan rasa ikhlas dan sabar. Sabar karena dzikir berkaitn dengan hitungan (kalimat yang diulang-ulang) dan dzikir membutuhkan energi. Energy dzikir memiliki kekuatan supranatural.

Cara dzikir yang paling utama adalah berdzikir didalam hati. Ulama mengatakan bahwa ada 3 cara berdzikir berkaitan dengan kebiasaan dan kondisi iman:
- Dengan hati
- Dengan hati dan lisan
- Dengan lisan

Dzikrullah dilakukan dengan bersimpuh dan dan diikuti rasa khauf (takut). Dzikir yang sesungguhnya bukan ‘kejar target’, akan tetapi untuk senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Hikmah Dibalik Pertempuran Tebing Merah

Mbel

Kurikulum Sekolah Kajian Strategis